Ika Puspitasari, Walikota Mojokerto Jatim, Saat Meninjau PTM Siswa SD dan SMP Kota Mojokerto, Jatim. |
MOJOKERTO (pewarta88.com) – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk siswa SD dan SMP di Kota Mojokerto, Jawa Timur. telah dimulai Senin (1/3/2021). Untuk memastikan kegiatan belajar mengajar telah berjalan sesuai protokol kesehatan, Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari meninjau pelaksanaan PTM di beberapa sekolah negeri dan swasta.
Bersama Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Amin Wachid, Ning Ita sapaan akrab wali kota, meninjau PTM yang berlangsung di SDN Gedongan 1 dan 3. Kemudian, dilanjutkan ke SDK Wijana Sejati dan SMPN 2 Kota Mojokerto. Ning Ita menjelaskan bahwa saat ini di Kota Mojokerto ada 52 negeri dan 11 SD swasta, serta 9 SMP Negeri dan 10 SMP swasta yang serentak mengadakan pembelajaran tatap muka.
Lebih lanjut Ning Ita menyampaikan sebagaimana tercantum dalam Perwali 55 Tahun 2020 bahwa setiap pembelajaran tatap muka ruang kelas hanya boleh diisi maksimal 50% saja. Sehingga, otomatis sisa 50% harus dilakukan pembelajaran pada versi yang berbeda.
“Karena itulah, makanya ada sesi 1 dan sesi 2. Dimana, antara sesi 1 dan sesi 2 ini, mereka tidak dipertemukan. Sehingga tidak terjadi kerumunan," jelasnya.
Ning Ita menambahkan bahwa PTM perlu segera dilakukan mengingat saat ini sudah menjelang akhir tahun pembelajaran.
“Nah, kebetulan sebelum ujian akhir kan akan ada cuti yang agak panjang yaitu Ramadhan hingga Idul Fitri. Maka dari itu, ini kesempatannya sangat terbatas hanya kurang lebih 6 minggu anak-anak bisa mengikuti pembelajaran,” ujarnya. Ning Ita juga berharap agar waktu singkat tersebut bisa dimanfaatkan seefektif sebelum ujian akhir atau ujian kenaikan kelas.
Neng Ita, Saat Tinjau PTM Didampingi Amin Wachid Kadis Pendidikan dan Kebudayaan, serta Sunarto Ketua DPRD Kota Mojokerto, Jatim. |
Terkait adanya beberapa orang tua yang tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti PTM, Ning Ita menyampaikan bahwa hal itu tidak menjadi masalah. Menurutnya, ini memang bagian dari SOP dan orang tualah yang paham kondisi anaknya.
“Ini kan orang tua yang bisa mempertimbangkan karena ada penyakit bawaan dan seterusnya. Maka, orang tualah diberi kewenangan untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan,” terangnya.
Kepada pihak sekolah Ning Ita berpesan agar protokol kesehatan dilaksanakan secara ketat agar PTM tetap di bisa laksanakan secara optimal.
“Protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsanitizer, menjaga jarak dan menghindari kerumunan harus benar-benar diperhatikan. Sehingga, para siswa bisa belajar dengan nyaman serta seluruh instruksi sebagai pedoman bersama dalam melaksanakan protokol Kesehatan,” pesan Ning Ita.
Bagi siswa, kembali belajar di kelas merupakan hal yang menyenangkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Cahya Dewi siswa kelas IV SDN Gedongan I. Ia menyampaikan selain bisa bertemu dengan teman, penjelasan dari guru juga lebih bisa dipahami dibanding ketika belajar secara daring.
“Kalau di sekolah bisa ketemu teman, dijelaskannya lebih jelas, jadi lebih menangkap pelajarannya,” ujarnya. Ia juga berharap bisa terus sekolah secara tatap muka dibanding secara daring. Meski, sedikit kurang nyaman karena harus terus memakai masker dan face shield selama di kelas.(ben/adv-hms)
Baca Juga:
Terkabar Pengondisian Bantuan Oprasional TPQ Kabupaten Mojokerto, Ketua Mabin Tabayyun
Mungkin Anda suka: