Keluh Kesah Pejuang Pangan di Nganjuk Kian Terasa di Telinga, LSM GAKK : Pentingnya Peran Lumbung Pangan
Sunyoto, Anggota LSM GAKK Bidang Pemerintahan wilayah Nganjuk, saat bersama P.Ran petani asal Getas Tanjunganom Nganjuk. |
NGANJUK (Pewarta88.com) - Keluh kesah para pejuang pangan (petani) di wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. kian hari kian terasa di telinga. pasalnya ada 5 faktor yang jadi pemicu keluhan petani.
Hasil keluhan petani Lima pemicu yang menjadi momok para
pejuang pangan diantaranya, 1.mahalnya harga pupuk hingga jatah dari kelompok
tani terbatas, 2.maraknya wabah tikus
yang kian merajalela hingga sulit di kendalikan, 3.harga sewa sawah kian
tahun bertambah mahal, 4.musibah alam (seperti halnya banjir hingga angin
kencang), 5. Musim panen harga jual gabah anjlok. inilah lima faktor yang
menjadikan momok bagi para pejuang pangan yang ada di Kabupaten Nganjuk.
P.Ran (53), petani asal Desa Getas Kecamatan Tanjunganom
saat ditemui kuli tinta ini di persawahnya menyampaikan, dirinya sudah 9 tahun
berkiprah cocok tanam dari padi hingga lainnya. semenjak ada wabah corona-19
untung dari hasil panen sudah menipis, selain itu maraknya wabah hama tikus dan
wereng hingga merajalela dan sulit untuk di kendalikan.
Lanjut petani, selain itu harga pupuk kimia menurutnya sangat
mahal sehingga ia mengakali dengan memakai pupuk kandang (kotoran hewani), hal
itu dilakukan karena sudah tidak mampu membeli pupuk kimia. saat di singgung
adanya pupuk jatah dari kelompok tani, dirinya mengaku tidak mendapat jatah.
Lelaki 53 tahun itu memupuskan hati untuk tahun depan tidak
menjalani sebagai petani lagi, menurutnya selain pupuk mahal, harga panen musim
panen anjlok.
Baca Juga: Bukan Bedah Rumah, Pemdes Tanjungrejo Loceret Sekaligus Bangun 3 Unit Rumah Tak Layak Huni
“Untuk hari ini Rabu 22 juni 2022 harga gabah Rp.4000 /
kilo gram. harga gabah Rp.4.600/ kilo gram aja kita udah rugi, apalagi saat ini
harganya anjlok sekitar Rp.2.500/kilo gram, ya tambah rugi mas,” keluhnya saat
ngobrol santai dipinggir sawah bersama pewarta88.com, Rabu (22/6/2022).
Selain itu, sewa lahan persawahan dalam setahun terus
meningkat seperti halnya lahan sawah yang P.Ran garap, saat ini 250 ru (1/4)
bau.
“Pertahun sewanya sudah mencapai 15 juta, hati saya sudah
pupus dan insya Allah tahun depan saya sudah tidak bertani lagi,” pungkas
lelaki pejuang pangan dari Desa Getas Tanjunganom tersebut.
Hal ini pun mendapat tanggapan dari Sunyoto selaku Anggota
LSM Garda Anti Korupsi dan Ketidakadilan GAKK Bidang Pemerintahan wilayah Nganjuk, menurut saran dan kritik aktivis itu,
Kabupaten Nganjuk membutuhkan lumbung pangan. artinya pemerintah daerah bisa
mendorong dan memberi motivasi supaya di setiap Desa yang mempunyai lahan
persawahan cukup luas bisa mengoptimalkan usahanya.
“Melalui BUMdes, karena tanpa adanya peran serta dari sektor pemerintahan desa, usaha ini tak kan pernah bisa berhasil dengan maksimal,” tegas Aktivis nyentrik yang mempunyai nama tenar Mbah Nyot itu.
Lanjut Aktivis, lumbung pangan merupakan sarana menjaga
ketersediaan pangan bagi masyarakat, Dengan tujuan memastikan untuk terjaminya
cadangan pangan, supaya kesejahteraan petani itu bisa maksimal.
Namun, mengoptimalkan ketahanan pangan bisa menstabilitaskan
stabilitas harga bisa terjaga, jadi estimasinya lumbung pangan itu mempunyai
peran aktif dalam kehidupan para petani. Misalnya, kalau terjadi gagal panen,
pemerintah daerah atau pemerintah Desa yang menggerakkan usahanya BUMdes di
bidang lumpung pangan maka masih memiliki cadangan pangan yang melimpah.
“Sehingga stabilitas harga dan persediaan makanan masih
terjaga, jadi artinya Pemerintah Daerah harus bisa memberi dorongan kepada
pemerintah Desa guna mengoptimalkan kineeja BUMdes, apalagi usahanya di
dibidang lumbung pangan, bagi saya itu sangat tepat untuk di lakukan,” Pungkas
Mbah Nyot yang juga sebagai Kepala Divisi Investigasi Media Grup Markaz Wilayah
Nganjuk.(m.to/**)
Baca Juga:
Keberadaan Parkir di Depan RSD Nganjuk Tampak Semrawut Hingga Memakan Badan Jalan |