Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)GALAK dan LSM AWG. Saat meninjau pembangunan waduk yang ada di kelurahan mangundikaran. Selasa (22/11/2022). |
NGANJUK (Pewarta88.com) – Proyek pembangunan waduk yang ada di wilayah kelurahan Mangundikaran, Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk. Telah menajdi sorotan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)GALAK dan LSM AWG. Pasalnya, penilaiannya bahwa rencana pembangunan itu masih setengah-setengah belum bisa dikatakan pekerjaan optimal.
Kedua LSM tersebut menuturkan kepada pewarta8.com, tentang keberadaan
pembangunan waduk yang menelan anggaran sebesar Rp.134 juta rupiah.
Dirinya juga mengurai tentang luas lahan lokasi pembanguan waduk
atau embung yang berdiri di lingkungan persawahan Kelurahan Mangundikaran
Kecamatan Nganjuk Kota Kabupaten Nganjuk.
“Pembangunan waduk Mangundikaran bila tidak ada pengawasan
secara khusus bisa membahayakan terutama pada anak kecil yang mungkin sedang
memanfaatkan air waduk untuk bermain air (mandi) karena lokasi waduk tersebut
juga tak jauh dari permukiman warga, selain itu ketinggian plensengan dari
permukaan air juga mencapai ketinggian hampir 5 meter,” jelas Ketua LSM GALAK
yang mengaku bernama Djainuri. Saat berada di lokasi Waduk beesama pewarta88.com, Senin
(21/11/2022).
Lebih lanjut, dalam pembuatan waduk juga tidak didasari
dengan pembuatan plengsengan di bibir tanggul, menurutnya seharusnya di plengseng.
“Saya menilai kalau pembangunan waduk cumak sebatas ini yang
jelas tidak ada kemanfaatan bagi masyarakat serta diduga malah menimbulkan
bahaya. selain itu seharusnya kiri atau kanan tanggul harus ada saluran air
guna pendestrian keluar masuknya air,” sambungnya.
Namun, dirinya melihat dengan jelas di saat dilokasi sama
sekali tidak melihat keberadaan saluran air, menurutnya hal ini bisa dikatakan
tidak bermanfaat bagi pertanian.
Agung Endro Laksmono, Kepala Bidang (Kabid) Pengairan Dinas PUPR Kabupaten Nganjuk. Saat dikonfirmasi, selasa (22/11/2022). |
“Jadi kalau niat bangun ya jangan setengah setengah ya begini jadinya, uangnya cair pembangunan berjalan namun kemanfaatan dan fungsi masih diragukan. jadi saya ngomong ini berdasarkan fakta dan realita di lapangan sesuai apa yang sudah saya lihat dengan mata saya sendiri,” ungkapnya.
Terpisah, Agung Endro Laksmono, Kepala Bidang (Kabid) Pengairan
Dinas PUPR Kabupaten Nganjuk menjelaskan, memang untuk embung akan dibuatkan
inlet dan outlet di beberapa titik tanggul guna keluar masuknya air.
“Embung (kolam retensi) itu dibuat untuk menampung air
hujan, guna menanggilangi adanya banjir dikota nganjuk. Jadi itu fungsinya cuma
buat penampungan air hujan,” jelasnya saat di temui kuli tinta media ini di ruangan
kerjanya. Selasa (22/11/2022).
Dipertanyakan di tahun 2023 apakah ada kelanjutan
pembangunan kolam retensi guna mengoptimalkan fungsi waduk tersebut, dirinya menjawab
bahwa sementara ini tidak ada.
“Karena pembuatan pintu inlet dan outlet kita anggarkan di
PAK, sampai saat ini pun pembuatan inlet dan outlet juga sedang berjalan
sebagai saluran air. tentunya dalam pembangunan juga mempunyai batas waktu
pekerjaan. Dalam pekerjaan akan berakhir sampai tanggal 15 desember 2022 ini,
perlu diketahui bahwa pembangunan kolam retensi itu berdiri di lahan milik
kelurahan mangundikaran," pungkas pejabat tersebut,” (mrn/tim)