Ning Ita. Saat pimpin musrenbang tahun 2023. Berlangsung di Kantor Kelurahan Kauman, Rabu (18/1/2023) |
MOJOKERTO (Pewarta88.com) - Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari berharap agar pengelolaan sampah di lokasi pariwisata melibatkan masyarakat, terutama warga sekitar objek wisata. Hal ini sebagai wujud tanggung jawab masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar objek wisata.
Pesan tersebut disampaikan oleh wali kota saat membuka
Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) tahun 2023 terutama kepada
sejumlah perangkat kelurahan serta perwakilan organisasi masyarakat di
Kelurahan Kauman yang hadir di Kantor Kelurahan Kauman, Rabu (18/1/2023).
Mengingat di lingkungan tersebut terdapat Alun-Alun Kota
Mojokerto yang merupakan jantung Kota Mojokerto, dimana juga berdiri salah satu
ikon kebanggan kota yaitu tugu Proklamasi. Kedepan, lokasi tersebut bakal
menjadi jujugan wisata masyarakat.
"Kalau berbicara tentang pariwisata, jangan sampai
kotor atau kumuh, biar orang tidak kapok datang ke sini lagi. Karena ketika
kotor, kumuh, orang akan malas datang ke sini," ujar wali kota yang akrab
disapa Ning Ita ini.
Lebih lanjut, pihaknya menegaskan jika Kota Mojokerto
mendatang akan tumbuh menjadi Kota Pariwisata. Sehingga diharapkan tidak hanya
infrastruktur fisik objek wisata, oleh-oleh khas UMKM, serta akomodasi memadai
yang menjadi daya tarik wisatawan, melainkan juga kondisi Kota Mojokerto yang
bersih dan nyaman.
Musrenbang tahun 2023. Diikuti sejumlah perangkat kelurahan serta perwakilan organisasi masyarakat di Kelurahan Kauman Kota Mojokerto |
Perihal mekanisme pengolahan sampah, Ning Ita mengajak masyarakat untuk kembali aktif dalam program Bayar Pajak Pakai Sampah di Kota Mojokerto (Bapak Samerto). Melalui program tersebut, warga dapat menyetorkan sampah non organik yang telah dipilah ke bank sampah di masing-masing lingkungan. Hasil penjualan sampah tersebut nantinya digunakan untuk membayar PBB-P2.
"Sementara untuk sampah organiknya, bisa dimanfaatkan
seperti yang dilakukan Kelurahan Prajurit Kulon, yang kemarin baru mendapat
apresiasi tingkat nasional dari kementrian, IGA Awards 2022," ungkap Ning
Ita.
Inovasi oleh Kelurahan Pajurit Kulon tersebut adalah Gempa
Genting (Segenggam Sampah Gawe Stunting). Melalui inovasi ini, sampah organik
yang dihasilkan rumah tangga tidak berakhir percuma di TPA, melainkan berperan
dalam upaya penurunan stunting di Kota Mojokerto.
Yaitu, masyarakat wajib membawa sampah organik jika ingin
mengurus pelayanan di kelurahan. Sampah diserahkan ke petugas untuk pakan ulat
maggot. Lalu ulat maggot digunakan untuk pakan ikan yang dibudidayakan di
bioflok. Hasil panen budidaya ikan nantinya akan dibagikan ke warga stunting.(ben/infokom)