Gambar: SMPN 5 Kertosono dan kantor dindik kab.Nganjuk. |
NGANJUK (Pewarta88.com) – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang berada di pesisiran Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. berpotensi krisis murid. Pasalnya, dalam memasuki ajaran penerimaan peserta didik baru (PPDB) tidak memenuhi pagu. dimungkinkan sekolah negeri teresebut kurang diminati hingga dugaan kalah saing dengan keberadaan sekolah swasta.
Informasi yang masuk redaksi pewarta88.com, SMPN 5 Kertosono dalam
penerimaan peserta didik baru disetiap tahun selalu mendapat murid yang minim
dan jauh dari angka pagi yang di tetapkan.
Mudayat, Kepala Sekolah (Kepsek) SMPN 5 Kertosono saat di konfirmasi pewarta88.com melalui sambungan phone selular, tak menampik bahwa PPDB 2024 mendapat pendaftaran siswa siswi yang minim.
“Untuk PPDB di tahun ini kita mendapat 10 murid SD yang
pendaftar di SMPN 5 Kertosono, dari pagu yang di tentukan memang jauh untuk
memenuhi kuota,” jelasnya kepada awak media, Kamis (18/4/2024).
Masih dikatakan, hingga sampai saat ini kita pihak sekolah
masih membuka pintu atau menerima siswa siswa yang mungkin ingin mendaftar di
SMPN 5 Kertosono.
Terpisah, Restyan Effendy, SST. Kapala Bidang Pendidikan
(Kabid) SMP di Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Nganjuk membenarkan apa yang
terjadi di SMPN 5 Kertosono.
“Memang ada beberapa sekolah SMP Negeri di Nganjuk dalam
PPDB tidak memenuhi pagu,” cetus pejabat Disdik tersebut saat ditemui awak
media.
Lebih lanjut, sampai saat ini bagi SMP yang tidak memenuhi
pagu untuk kebijakan penerimaan siswa siswi baru akan kita kembalikan ke pihak
sekolah masing – masing.
“Artinya dalam penyelenggaraan pendidikan jangan ada yang
sampai putus sekolah, dan jangan sampai ada yang tidak sekolah,” ulasnya.
Masih dikatakan, seperti halnya jangan sampai ada benturan
aturan, yang inilah yang itulah, sehingga menyebabkan anak tidak sekolah,
ibaratnya begitu.
Saat disinggung kuli tinta majanews.com tentang kekurangan
murid di SMP Negeri adanya kalah bersaing dengan sekolah swasta, Restyan
menjawab tegas, kalau kalau kalah bersaing menurutnya itu tidak benar.
“Karena sekolah swasta itu juga di bawah naungan dinas
pendidikan, baik itu dari segi pengawasan maupun penyelenggaraanya, kembali ke
SMPN 5 Kertosono, memang dari tahun ke tahun keberadaan SMPN 5 Kertosono
kekurangan murid,” paparnya.
Lebih lanjut, artinya ditahun ini kita Dinas Pendidikan akan fokus ke SMPN 5
Kertosono, apakah sekolah tersebut bisa di lanjutkan atau mungkin bisa di
marger saja, karena keberadaan SMPN 5 juga berdekatan dengan SMPN 4 Kertosono.
“Selain SMPN 5 Kertosono juga ada beberapa sekolah SMP
negeri juga kekurangan pagu, seperti halnya SMPN 2 Jatikalen, ngluyu, Rejoso 3
dan di ngetos, bagi sekolahan yang kekurangan murid untuk penerimaan siswa
siswi baru kita kembalikan kebijakannya di sekolah masih masing," pungkasnya.(nyoto)